Budi Osing: Wartawan Bodrek yang “Menantang Tuhan”

Wartawan sekaligus penulis Budi Osing, diskusi bersama rekan jurnalis di Mobile Cafe, Banyuwangi. (Foto : Fitron)

Kabar Pena, BANYUWANGI – Suasana diskusi malam di Mobile Cafe, Jalan Ahmad Yani (utara Pemda), Senin (3/3/2025), menjadi lebih menarik dengan kehadiran wartawan senior sekaligus penulis ternama, Eko Budi Setianto, yang lebih dikenal sebagai Budi Osing. Dengan gaya khasnya, ia berbagi kisah hidup penuh lika-liku yang menginspirasi banyak orang.

Dahulu, sambil ditemani secangkir kopi hitam Budi Osing bercerita awalnya hanyalah seorang wartawan bodrek—sebutan untuk wartawan tanpa media resmi—hingga akhirnya bisa menembus media ternama. Tak hanya itu, bakat seninya dalam menulis budaya membawanya menerbitkan berbagai buku, seperti Politik Santet (Dinamika Politik Banyuwangi) dan Jejak Gandrung Banyuwangi.

Namun, di balik namanya yang dikenal luas, kehidupan Budi jauh dari kata mewah. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun ia masih harus berjuang. Meski begitu, ayah dua anak ini berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi, berpegang teguh pada keyakinannya bahwa semua sudah diatur oleh Tuhan.

Dalam masa-masa sulit, ketika menghadapi kesulitan biaya kuliah anak-anaknya, Budi Osing tidak meminta bantuan kepada relasi atau mengeluh kepada teman-temannya. Ia justru memilih “menantang Tuhan” dengan doa yang penuh kejujuran:

“Ya Allah, hidup saya sudah susah. Kapan waktu rezeki saya? Tolong percepat rezeki saya, karena anak saya harus bayar kuliah.”

Semangat dan idealisme Budi tak hanya terlihat dalam perjuangan pribadinya, tetapi juga dalam kecintaannya terhadap budaya Banyuwangi. Ia dikenal vokal dalam menjaga warisan budaya daerahnya. Tak peduli siapa yang mengusik, bahkan pejabat sekalipun, ia berani menghadapi demi melindungi kebudayaan Banyuwangi.

“Banyuwangi ini luas, tidak perlu menjual gunung emas. Gali budaya Banyuwangi, maka hasilnya akan lebih besar dari sekadar menjual gunung emas,” tegasnya dalam bahasa Osing.

Sebagai seorang wartawan dan penulis, Budi Osing juga berpesan kepada para jurnalis muda untuk selalu berkarya dan percaya kepada Tuhan.

“Jangan takut. Tuhan sudah mengatur segalanya. Jika kalian mengeluh, sampaikan! Tuhan akan menjawab dengan caranya,” tutupnya penuh keyakinan. (AO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *