Kemensos Luncurkan Digitalisasi Bansos di Banyuwangi, Targetkan Warga Mandiri dalam 5 Tahun
Kabarpena.com, BANYUWANGI – Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) bukanlah program permanen. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan sosialisasi digitalisasi bansos di Desa Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kamis (2/9/2025).
Menurut Saifullah, hanya kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas yang berhak menerima bantuan jangka panjang. Sementara masyarakat usia produktif didorong untuk beralih ke program pemberdayaan agar mampu mandiri secara ekonomi.
“Bansos itu sifatnya sementara. Untuk usia produktif, pemerintah sudah menyiapkan berbagai program pemberdayaan, mulai dari bantuan modal, pelatihan keterampilan, hingga kesempatan kerja,” ujarnya.

Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto menargetkan agar penerima bansos bisa berubah status dalam kurun maksimal lima tahun, dari sekadar penerima bantuan menjadi masyarakat produktif. “Nilai program pemberdayaan ini jauh lebih besar dibanding bansos reguler. Harapannya, masyarakat tidak bergantung pada bantuan, melainkan bisa meningkatkan taraf hidupnya,” imbuhnya.
Selain menekankan aspek pemberdayaan, Kemensos juga memperluas partisipasi masyarakat dalam pendataan bansos. Jika sebelumnya data hanya diusulkan melalui RT/RW atau pemerintah desa, kini warga bisa mendaftarkan diri secara langsung lewat sistem digital.
“Dengan teknologi, semuanya lebih transparan, cepat, dan akurat. Kalau ada warga yang kesulitan mengakses sistem, bisa dibantu oleh pendamping desa atau ASN yang ditunjuk bupati,” terang Saifullah.
Ia menilai, penerapan digitalisasi tidak hanya memperbaiki penyaluran bansos agar tepat sasaran, tetapi juga ikut mendorong literasi teknologi masyarakat desa. “Bansos bukan tujuan akhir. Yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat desa makin melek digital dan punya peluang untuk mandiri,” tegasnya. (ydh)
