Anggota DPR RI Sonny T Danaparamita Tinjau TN Baluran, Soroti Kebakaran dan Penebangan Liar

Anggota DPR RI Sonny T Danaparamita, bersama jajaran pengelola Taman Nasional (TN) Baluran.

Kabarpena.com, BANYUWANGI — Anggota DPR RI Komisi IV, Sonny T. Danaparamita, SH., MH., melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional (TN) Baluran, Situbondo, pada Rabu (15/10/2025). Kunjungan tersebut bertujuan meninjau langsung kondisi lapangan terkait penanganan kebakaran hutan dan isu penebangan liar yang kerap melanda kawasan konservasi tersebut.

Kedatangan Sonny disambut hangat oleh jajaran pengelola TN Baluran, di antaranya Edy Santoso, Kepala SPTN Wilayah I Bekol yang mewakili Kepala Balai TN Baluran, didampingi Sophaan Arief selaku Koordinator Polisi Hutan, Sutadi Koordinator Perencanaan Konservasi, dan M. Iqbal Koordinator Program.

Dalam dialog bersama jajaran taman nasional, Sonny menanyakan langsung upaya pencegahan dan penanganan kebakaran yang kerap terjadi di kawasan Baluran, terutama di wilayah savana yang luasnya mencapai ratusan hektare.

Kebakaran Masih Jadi Ancaman Serius

Koordinator Polhut TN Baluran, Sophaan Arief, menjelaskan bahwa wilayah yang paling sering terdampak kebakaran meliputi Karang Tekok hingga Pantura, termasuk area rimba dan savana.
“Kalau dari segi frekuensi, wilayah pantura yang paling sering terjadi kebakaran, namun untuk luasan, justru banyak terjadi di bagian dalam kawasan taman nasional,” jelasnya.

Sophaan mengungkapkan, angin kencang menjadi faktor utama yang mempersulit proses pemadaman.
“Api di sini sifatnya ‘tidur’, jadi tidak bisa dipukul langsung. Cara paling efektif adalah membuat sekat bakar untuk menghentikan api, lalu dilakukan teknik bakar balik agar kobaran api bisa terkendali,” katanya.

Jajaran Pengelola Taman Nasional Baluran bersama Anggota DPR RI Komisi IV Sonny T. Danaparamita.

Ia menyebut, potensi kebakaran di TN Baluran tergolong tinggi. Dalam satu tahun, kebakaran bisa terjadi hingga 150 kali, dan pada puncaknya di musim kemarau seperti September lalu, tercatat sekitar 100 titik terdampak di kawasan hutan jati dan Savana. Meski begitu, hingga kini belum ditemukan korban satwa yang terbakar.

Dalam operasional pemadaman, TN Baluran mengandalkan tanki air, pompa slipon, dan perlengkapan pelindung seperti jet shooter, dengan dukungan personel dari 7 resort yang masing-masing menurunkan 8 petugas per hari. Mereka juga dibantu oleh Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polhut, sebanyak 7 orang di lapangan.

Penebangan Liar Masih Terjadi

Sementara itu, Sutadi, Koordinator Perencanaan Konservasi TN Baluran, menyampaikan keprihatinannya atas masih maraknya aktivitas ilegal logging di sekitar kawasan.
“Sudah banyak pelaku yang berhasil diamankan beserta barang bukti berupa mobil dan kayu. Setiap kali pengangkutan, kerugian negara bisa mencapai sekitar Rp10 juta,” ungkapnya.

Namun Sutadi menambahkan, pihaknya masih membutuhkan payung hukum yang jelas untuk pemanfaatan barang bukti kayu agar dapat digunakan untuk kepentingan konservasi atau masyarakat sekitar, karena selama ini barang bukti tersebut tidak dapat dimanfaatkan.

DPR RI Dorong Dukungan Lebih dari Pemerintah Pusat

Menanggapi hal itu, Sonny T. Danaparamita menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran petugas Taman Nasional Baluran yang telah bekerja keras dalam menjaga kelestarian kawasan konservasi tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kesigapan para petugas TN Baluran dalam menangani kebakaran dan mencegah pencurian kayu. Upaya ini patut diapresiasi,” ujar Sonny.

Namun demikian, ia menyoroti pentingnya dukungan lebih kuat dari pemerintah pusat, terutama dalam hal penyediaan sarana pendukung pengendalian kebakaran.

Anggota DPR RI Sonny T. Danaparamita ketika mengunjungi penangkaran Banteng di Bekol, Taman Nasional Baluran.

“Dengan lahan seluas ini, sayangnya penampungan air yang tersedia hanya dua. Ini perlu menjadi perhatian pemerintah pusat agar kelestarian Baluran tetap terjaga,” tegasnya.

Sonny juga menegaskan, Komisi IV DPR RI akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan, satwa, dan wisata alam Baluran.
“Konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan dukungan kebijakan, anggaran, dan kesadaran publik untuk melindungi Baluran sebagai salah satu ikon ekowisata dan konservasi Indonesia,” tambahnya.

Kunjungan kerja tersebut diakhiri dengan peninjauan lapangan ke kawasan savana Bekol dan area terdampak kebakaran, di mana Sonny turut melihat langsung kondisi vegetasi yang mulai pulih. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *