Dibalik Euforia Liga 4 Nasional, Eks Pemain Persewangi Banyuwangi Keluhkan Hak Kompensasi
Kabar Pena, BANYUWANGI – Klub sepak bola kebanggaan masyarakat Banyuwangi, Persewangi, kembali tampil sebagai tuan rumah dalam lanjutan kompetisi Liga 4 Nasional 2025, usai menjuarai Liga 4 Kapal Api Jawa Timur. Namun di tengah semarak laga dan dukungan publik, muncul keluhan dari beberapa mantan pemain terkait hak kompensasi pasca pemutusan kontrak.
Salah satu mantan pemain yang berinisial RL mengaku belum menerima kompensasi yang menurutnya menjadi bagian dari kesepakatan kontrak. Ia mengaku telah berupaya menghubungi pihak manajemen klub, namun belum mendapat respons.
“Sampai sekarang saya belum dibayar kompensasi. Padahal kontraknya jelas dan disepakati kedua belah pihak. Saya tidak mengundurkan diri, tapi dicoret. Di klub manapun, pemain yang dicoret itu umumnya tetap mendapat hak kompensasi,” kata RL saat dihubungi, Selasa (8/4).
RL menyayangkan sikap manajemen yang disebutnya tidak merespons komunikasi yang ia lakukan, baik melalui telepon maupun pesan singkat. Ia bahkan menyebut berencana membawa persoalan ini ke Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) jika tidak ada itikad baik dari klub.

“Saya tunggu etikad baik, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Kalau begini terus, bagaimana Persewangi bisa maju?” tambahnya.
Keluhan serupa juga disampaikan pemain lain berinisial RR, yang menyebut masih menunggu kejelasan dari pihak sekretaris tim.
“Semalam sempat dibalas katanya masih mau dikomunikasikan lagi soal hak kompensasi saya. Tapi sampai sekarang belum ada kabar lanjutan,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen Persewangi Banyuwangi belum memberikan keterangan resmi. Upaya konfirmasi kepada manajemen klub juga belum mendapatkan jawaban.
Masalah ini menjadi catatan penting di tengah prestasi klub yang terus naik daun. Penanganan profesional terhadap hak-hak pemain dinilai penting untuk menjaga reputasi dan kepercayaan, baik dari pemain, suporter, maupun sponsor.
Sebagai klub yang berambisi menembus kasta yang lebih tinggi, konsistensi dalam pengelolaan administrasi dan perlindungan hak pemain menjadi bagian penting dari proses menuju profesionalisme penuh dalam dunia sepak bola nasional. (*)


