Wabup H. Mujiono Tutup Festival Seblang Olehsari, Dihadiri Ribuan Warga, UMKM Raup 300jt Selama 7 Hari

Wakil Bupati Banyuwangi H. Mujiono Berinteraksi Dengan Penari Seblang Olehsari

Kabar Pena, BANYUWANGI – Festival budaya Seblang Olehsari 2025 resmi ditutup pada Kamis (10/4/2025) setelah digelar selama tujuh hari sejak 4 April lalu. Acara puncak ini dipadati ribuan warga dan wisatawan yang antusias menyaksikan tradisi sakral warisan leluhur Banyuwangi.

Penutupan festival berlangsung meriah di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Acara dihadiri oleh Wakil Bupati Banyuwangi H. Mujiono, jajaran Forkopimda, serta Kepala Desa Olehsari Joko Mukhlis.

Seperti tradisi tahunannya, prosesi puncak dimulai dengan penari seblang yang melakukan ritual khusus di depan Kantor Desa Olehsari, lalu berjalan menuju panggung pertunjukan untuk menampilkan tarian sakral yang dipercaya membawa berkah dan keselamatan bagi desa.

Wakil Bupati Banyuwangi H. Mujiono Berikan Sambutan Dalam Penutupan Tari Seblang Olehsari

“Kami sangat bersyukur atas terselenggaranya acara ini. Berkat dukungan masyarakat, pemuda desa, dan seluruh panitia, Seblang Olehsari tahun ini berjalan sukses,” ujar Kades Olehsari, Joko Mukhlis.

Ia menyebut, acara budaya ini tidak hanya berdampak secara spiritual, tetapi juga berhasil menggairahkan ekonomi desa. Selama tujuh hari pelaksanaan, tercatat sekitar Rp300 juta omzet dari 47 pelaku UMKM lokal, atau sekitar Rp40 juta per hari dari sektor kuliner, parkir, hingga penjualan produk kerajinan.

Wakil Bupati Banyuwangi H. Mujiono, dalam sambutannya, mengapresiasi semua pihak yang telah menjaga keberlangsungan tradisi Seblang sebagai bagian dari identitas budaya Banyuwangi.

Penari Seblang Olehsari

“Atas nama Pemkab Banyuwangi, Kecamatan Glagah, dan seluruh masyarakat, kami ucapkan terima kasih. Semoga ritual adat Seblang ini membawa keberkahan bagi kita semua,” ujar Mujiono.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena Bupati Ipuk Fiestiandani tidak dapat hadir secara langsung dalam penutupan.

Wabup menegaskan pentingnya menjaga dan mengembangkan warisan budaya lokal yang unik dan tidak dimiliki daerah lain. “Tidak semua kota punya tradisi seperti ini. Kita harus bangga kepada leluhur dan warisan adat yang luar biasa ini,” tambahnya.

Sementara itu, Lusi Permatasari, salah satu pengunjung asal Surabaya yang tengah mudik ke Banyuwangi, mengaku terpukau dengan pertunjukan Seblang.

“Tarinya magis, suasananya kental budaya, beda dari festival-festival lain. Ini pengalaman yang tidak terlupakan,” ujarnya.

Sebagai informasi, Desa Olehsari kini telah ditetapkan sebagai desa wisata, dan menjadi salah satu pusat studi budaya yang terintegrasi dengan program akademik, termasuk kerja sama kurikulum seni antara Banyuwangi dan Surakarta (ISI).

Festival Seblang Olehsari tak hanya menjadi acara tahunan biasa, tetapi telah menjelma sebagai ikon kebudayaan dan penggerak ekonomi lokal yang mampu menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *